. |
Posted: 18 Jun 2011 10:51 PM PDT Assalamu'alaikum warahmatullah, Banyak sekali ayat ataupun hadits-hadits Rasulullah, yang menyatakan tentang perbandingan antara keutamaan dan kenikmatan kehidupan akhirat dan kehidupan dunia, yang mana akan didapati betapa jauhnya kemuliaan diantara keduanya, bahkan tidak sedikit akan adanya celaan terhadap kehidupan dunia. Akan tetapi celaan tersebut tidaklah ditujukan kepada siang dan malamnya, bumi tempat dunia ini berada, lautan, sungai-sungai, hutan dan yang lainya karena semua itu adalah nikmat Allah bagi hamba-hambaNya, tetapi celaan itu ditujukan kepada polah tingkah anak Adam dan penghuninya terhadapnya. Allah Ta'ala berfirman :"ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, senda gurau yang melalaikan, perhiasan, saling berbangga diri diantara kalian dan saling berlomba untuk memperbanyak harta dan anak". (QS. Al-Hadid : 20) Dunia ini hanyalah jalan menuju syurga dan neraka, tempat manusia mengumpulkan perbekalan untuk menuju kehidupan abadi, dan bertemu Allah Ta'ala Sang Pencipta alam semesta, Yang akan menilai dan menerima bekal tersebut serta mengganjarnya, jika baik maka nikmat syurga yang akan ia dapatkan dan jika buruk maka azab yang pedihlah yang akan dirasakan. Sikap Manusia Terhadap Kehidupan Dunia Pertama ; Orang-orang yang mengingkari adanya negeri pembalasan setelah alam dunia. Dalam hal ini Allah Ta'ala berfirman :"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, merasa puas dengan kehidupan dunia dan merasa tentram dengan kehidupan itu serta orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami , mereka itu tempatnya adalah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan". (QS. Yunus : 7) Kedua; Orang-orang yang meyakini adanya alam pembalasan setelah kematian. Merekalah orang-orang Yang mengikuti para Rasul. Dalam hal ini mereka tergolongkan menjadi tiga, yaitu: a.. Zolimun linafsih, orang yang menzhalimi diri sendiri. Bagi mereka dunia adalah segalanya, terbuai oleh keindahannya yang menipu. Mereka ridha, murka, setia (berwala') dan benci (bara') karena tendensi dan motivasi dunia semata. Mereka beriman kepada akhirat secara global tetapi mereka tidak mengerti tujuan hidup didunia, bahwa tidak lain ia adalah suatu tempat untuk berbekal menuju kehidupan berikutnya. b.. Muqtashid, mereka adalah orang-orang yang menikmati dunia dari arah yang dibenarkan, mubah. Mereka melaksanakan seluruh yang wajib, akan tetapi membiarkan dirinya bersenang-senang dengan kenikmatan dunia. Mereka tidak mendapatkan hukuman akan tetapi derajat mereka rendah. Umar bin Khattab berkata : "Seandainya derajat surgaku tidak dikurangi pasti aku akan menantang kalian dalam hal kehidupan dunia. Tetapi aku mendengar Allah mencela suatu kaum dalam firman-Nya yang artinya :"Kalian sia-siakan rezki kalian yang baik-baik hanya untuk kehidupan didunia saja dan kalian bersenang-senang dengannya". (QS. Al-Ahqaf : 20) c.. Saabiqun bil khairat bi izniLLAH. Mereka adalah orang-orang yang paham tujuan dari dunia dan beramal sesuai dengannya. Mereka mengerti bahwa Allah menempatkan hamba-hambaNya dinegeri ini untuk diuji, siapa yang paling baik amalnya, yang paling zuhud kapada dunia dan paling cinta kepada akhirat. Firman Allah Ta'ala :"Dan sesungguhnya Kami jadikan apa saja yang ada dimuka bumi ini sebagai hiasan baginya, supaya kami uji siapa diantara mereka yang paling baik amalnya". (QS. Al-Kahfi : 7). Golongan yang ketiga ini merasa cukup dengan mengambil dunia sekadar sebagai bekal seorang musafir. - bersambung |
You are subscribed to email updates from . To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tiada ulasan:
Catat Ulasan